Review Film Eungyo (2012) - Park Hae Il dan Kim Go Eun

Usia yang telah menua tak serta merta membatasi pikiran liar seseorang. Bahkan untuk orang yang bergelar penyair nasional terpandang sekalipun. Eungyo (2012) atau juga dikenal sebagai ‘A Muse’ adalah cerminan kehidupan manusiawi seorang Lee Juk Yo (Park Hae Il), penulis puisi renta berusia 70 tahunan.

Review Film Eungyo (2012) - Park Hae Il dan Kim Go Eun
Poster film Eungyo atau A Muse (2012). (asianwiki)
Di usia senjanya, Juk Yo hidup sendiri di sebuah rumah yang terpisah dari kehidupan sosial masyarakat. Sang murid Seo Ji Woo (Kim Mo Yul) mesti tidak berkunjung setiap hari, ia selalu menyempatkan diri untuk mengurus guru yang sangat dihormatinya tersebut.

Suatu hari, rumah Juk Yo kedatangan tamu. Seorang gadis pelajar dengan pakaian minim menggoda sedang bersantai di kursi goyang miliknya. Eun Gyo (Kim Go Eun) namanya. Gadis yang di kemudian hari membantu membersihkan rumah Juk Yo.

Adegan Dewasa Kim Go Eun
Kim Go Eun yang berperan sebagai Eun Gyo. (asianwiki)
Eun Gyo adalah inspirasi bagi Juk Yo. Sosok gadis muda dan ceria namun sulit ditebak. Kerap kali membuat Juk Yo terperangkap dalam kehangatan ruang hayal penuh birahi. Dalam lamunannya, Juk Yo kembali melihat dirinya menjadi muda dan terlibat dalam adegan cinta kasih bersama Eun Gyo.

Suatu hal yang mustahil. Tapi bagi Juk Yo, kehadiran sosok Eun Gyo berhasil memancingnya menuangkan isi pikiran serta hasrat pribadinya ke dalam sebuah puisi yang indah. Sebuah karya sastra yang kemudian memancing konflik antara dirinya, Ji Woo, dan Eun Gyo.

Konsep film yang sangat sederhana namun fokus cerita yang ingin dibawa disampaikan dengan ringan. Belum lagi ditambah akting memukau dari para pemeran dalam film. Park Hae Il begitu menjiwai perannya sebagai Juk Yo. Seakan membuat lupa bahwa usianya kini masih terlalu muda untuk bisa menyeimbangkan karakter kakek tua dalam adaptasi novel karangan Park Bum Shin tersebut.

Ulasan film A Muse atau Eungyo (2012)
Park Hae Ill berperan sebagai Lee Juk Yo. (asianwiki)
Belum lagi Kim Go Eun. Meski masih berupa artis debutan, perannya sebagai salah satu karakter utama dalam film berhasil membawa pulang berbagai penghargaan di industri perfilman Korea Selatan. Bukan tanpa pengorbanan. Kim Go Eun juga harus merelakan beberapa bagian intim tubuhnya tersorot kamera.

Pencapaian itu tentu saja tidak serta merta karena kualitas peran yang baik. Dukungan sinematografi yang menyetuh dinding kelembutan dan ketenangan khas orang tua dengan gamblang digambarkan dalam film. Cahaya lembut, berkas sinar matahari yang lolos dari susunan dedaunan pohon, terasa pas menghadirkan daya hayal seorang kakek tua Juk Yo ke dalam visual yang baik.

Terakhir, yang harus dipetik dari film ini adalah nilai dari sebuah pemikiran tentang kehidupan kala menjadi tua nanti. Sebuah potret masa depan seorang anak manusia yang tak bisa dihindari. Meminjam kata Juk Yo dalam pidatonya, “masa remaja bukanlah hadiah, usia tua bukanlah hukuman”. 

1 comment:

  1. Adegan nya pake double body, bukan benar2 tubuh mereka. Ada artikelnya di soompi kak

    ReplyDelete